Kerajinan Khas Malut Terobos Dubai

Kota Dubai
Kota Dubai

TERNATE-Produk kerajinan khas Maluku Utara menerobos sampai Dubai, salah satu negara Timur Tengah penghasil minyak terbesar di dunia. Ternyata yang memproduksi kerajinan ini, seorang alumni Fakultas Pertanian, Universitas Khairun Ternate bernama Alan (28) di Kampung Makassar Ternate.

Alan membuat kerajinan tangan berupa miniatur kapal tempoe doeloe, Kora dan Juanga sejak 2013, hasil karyanya telah menyebar hampir seluruh Indonesia dan luar negeri. Motivasi membuat miniatur kapal tempoe doeloe setelah menjuarai lomba miniatur kapal jaman doeloe yang digelar di Ternate yang diikuti 100 peserta seluruh Indonesia.

Hasil karyanya seperti Juanga, Kora-Kora, Kapal Dagang Eropa di abad pertengahan, Flyng Dutchman, Kapal Karang dan Kapal Layar Eropa abad pertengahan, sebagian besar telah menerobos sampai luar negeri. Tiga karya dikoleksi seorang warga kebangsaan Dubai. Sayangnya, usaha Alan dikategorikan sederhana menyebabkan karyanya bernilai tinggi dihargai sangat murah. Paling murah Rp500 ribu dan paling tingggi berkisar Rp3 juta.

Menurutnya, ia memasarkan hasil produknya di pasar swalayan Tara Noate, dan di galeri Bahari Berkesan di Toboko. Pemesan miniatur kapal rata-rata berasal dari luar Maluku Utara seperti Jakarta, Batam, Kalimantan dan Bali. Proses mengerjakan sebuah miniatur kapal paling cepat sehari dan paling lama seminggu.

Alan mengerjakan sendiri lantaran modalnya terbatas untuk menggaji karyawan. Alat-alat yang digunakan pun cukup sederhana, guting, lem, kater, benang dan sebagainya. Bahan-bahan diakuinya cukup mudah didapat. Apalagi katanya, alam Maluku Utara telah menyediakan bahan-bahan seperti bambu, kayu, daun pisang, daun sagu dan serbuk kelapa.

Dengan keterbatasan modal, Alan hanya mengandalkan pesanan. Jika ada yang memesan langsung dibuat. Model tergantung pemesan, termasuk bahannya apa dan modelnya seperti apa. Saat ini Alan sementara menyelesaikan miniatur Kedaton Kesultanan Ternate tempoe doeleo yang dipesan seseorang dari Jakarta.

Diakuinya, membuat miniatur kedaton sultan Ternate agar sedikit sulit, termasuk ukuran, jumlah pelengkap dan model rumah harus dilihat secara teliti. Model tempo doeloe tak terlihat seperti jumlah anak tangga, jendela semua harus dihitung dengan teliti. Paling pening menurutnya, kedaton sultan Ternate harus nampak berada di atas seperti yang ada saat ini.

Sementara miniatur kapal yang dibuat seperti kora-kora, juanga dan kapal dagang Eropa. Kapal-kapal tempo dulu ini sengaja dibuat untuk mengingatkan kepada generasi bahwa kapal-kapal tersebut menjadi bukti sejarah di kepulauan ini mengangkut cengkeh dan pala, meneropong laut Maluku Utara agar cengkeh dan pala tidak diselundupkan keluar dari daerah ini. (nod)

Sumber: http://seputarmalut.com/berita/kerajinan-khas-malut-terobos-dubai.html#.WBMLqPkrKM8

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *