Yonelo, Ruang Hidup dan Pariwisata

Telaga Legae Lol yang emnjadi sumber pangan orang Sagea

Yonelo merupakan sumber Cadangan Pangan Orang Sagea, Yonelo atau juga biasa disebut Telaga Legaye Lol yang letaknya di sebelah Barat Perkampungan Sagea, Kecamatan Weda Utara, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara.

Selain menjadi destinasi wisata,Yonelo juga merupakan sumber cadangan pangan bagi orang sagea. Penyebutan kata Yonelo adalah sebutan dalam bahasa Lokal orang Sagea atau biasa disebut Telaga Legaye Lol. Sebutan ini karena Telaga ini letaknya dikaki bukit Gunung Legae Lol. Sementara nama Gunung Legae lol merupakan Gunung yang dikeramatkan orang Sagea yang artinya  “Kakek  yang bertubuh Besar dan berilmu”. Air di telaga ini rasanya payau.

Mau berkunjung…? Nah.. pengunjung akan tmenempuh jarak mencapai gerbang danau kurang lebih 2km, tapi sebelum itu pengunjung akan turun menarik perahu yang akan ditumpangi  ketika  mencapai menuju muara Danau karena badan airnya yang tidak begitu   lebar dan dangkal pula, sebelum melanjutkan perjalanan pengujung juga bisa mengabadikan momen di pantai Yonelo atau Bobane Jailolo. Airnya yang jerni bersih serta berpasir itu menambah suasana dan cocok bagi pecinta fotogarafer mengabadikan Momen di Bobane Jailolo. Pokonya “keren abis” kata anak muda sekarang.

Eitss..Lanjut, tumpangi transpotasi tradisional dengan meningkamati pohon mangrove yang berjejeran di kiri kanan badan air, sebelum mencapai gerbang Danau, kita juga bisa melihat akar mangrove sampai ke dasar ada ikan-ikan kecil keluar-masuk di akar mangrove itu.

Lama perjalanan kurang lebih 25 menit dari Desa Sagea untuk mencapai gerbang Danau. Sarana transportasi yang digunakan untuk mengunjungi danau ini adalah longboat, masyarakat tempatan menyebutnya Katinting. Sedangkan jarak telaga Yonelo dari Kota Weda adalah 56 km.

Telaga ini panjangnya 2,5 km dan lebarnya kurang lebih 2,4 km. Di tengah Telaga ada satu pulau kecil yang diberinama Pulau Yefi. Keberadaan Pulau Yefi pun menamba keunikan tersendiri di tengah Telaga Sagea. Ada tumbuhan bakau yang terbentang separu mengilingi danau serta kayu lainnya, ada juga pohon Sagu yang ditanam di bibir Danau. Biasanya, jika pohon sagu sedang berbunga, pengunjung danau akan mendengar suara Burung Nuri yang sedang mencari makan, mencicipi bunga pohon sagu dikala Sore dan pagi hari.

Selain tempat sumber pangan, Pohon-pohon yang tumbuh lebat di kaki bukit gunung Legae Lol ini, menyimpan banyak satwa burung yang dilindungi yaitu, Burung Paru Bengkok, Kapasan Halmahera (Lala geaurea), Kacamata Halmahera (Zosterop satriceps), Cekakak Biru-putih (Todir hampusdiops), Gagak Halmahera (Corvusvalidus), Burung Rangkong atau burung taon-taon, burung Bidadari Halmahera serta masih banyak lagi burung endemik lainnya.

Memang danau ini tersimpan Sumber Daya Alam Hayati yang dapat juga dikonsumsi, airnya yang payau menyimpan sumber makanan yang tiada habisnya, ini patut disukuri. Di dasar danau hidup kerang-kerang danau yang dapat diolah untuk dijadikan makanan seperti abon dan sebagainya dengan kadar protein yang sangat tinggi, ada pula hidup kepiting Bakau.

Tempat Keramat

Bukan hanya destinasi wisata di Halmahera Tengah, danau ini juga yang seketika musim selatan tiba, orang-orang tidak bisa melaut. Demi memenuhi hidup di musim selatan mereka akan pergi ke telaga Yonelo. Di sana mereka bisa memancing, mencari kerang, membuang jaring dan sebagainya. Di dalam danau juga hidup ikan bandeng yang menjadi adalan orang segea ketika pergi memanicing.

Selain menjadi sumber pangan, danau ini juga adalah tempat yang dikeramatkan, di ujung danau ada sebuah makam yang berdekatan dengan sebua mata air tawar. Menurut cerita rakyat orang Segea, di tempat ini dimakamkan turunan kesultanan Jailolo yang bernama Muhammad Taher. Hingga kini, makam ini dikeramatkan oleh masyarakat Sagea dan sekitarnya. Makam ini sering dijadikan sebagai tempat ziarah baik oleh masyarakat sekitar maupun masyarakat yang ada di luar Kabupaten Halmahera Tengah.

Namun, danau kini terancam dengan izin tambang yang bercokol di dekat Danau, izin tambang seperi PT Firs Pasifik Mining sangat perpotensi mengancam sumber kehidupan Danau dan orang Sagea akan kehilangan sumber pangan. Belum lagi luas konsesi PT Weda Bay Nikel yang merambat hingga ke dekat danau. Sekarang danau dihimpit dua perusahan yang bergerak di komoditas Nikel. Hutan telah di gusur dan tersisah tanah merah yang mengangah. Sehingga melihat hal ini, tentu penulis sangat dan sangat berharap agar kita menjaga alam yang telah memberikan sumber pangan untuk keberlangsungan hidup kita.

Sumber: www.jalamalut.com.

Penulis:

Supriyadi Sudirman
Supriyadi Sudirman
 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *