TERNATE– Sekelompok mahasiswa dan Pemuda asal Gane, baik Gane Timur Gane Barat menggelar aksi di kawasan Simpang Tiga RRI Ternate dan depan Kantor Polda Maluku Utara. Dalam aksi itu mereka mengutuk keras adanya izin dan rencana masuknya investasi korporasi besar di bidang kehutanan di daerah ini. Dasar aksi mereka terkait akan beroperasinya PT Pala Nirwana sebuah perusahaan kayu bulat yang akan mengeksploitasi hutan dan kayu dengan luas izin konsesi mencapai 28 ribu hektar lebih di Gane
.Aksi sekitar pukul 11. 00 WIT itu, berawal dari Kampus Unkhair Gambesi dilanjutkan di depan RRI. Di depan RRI mereka berorasi sambil meminta disiarkan secara live. Mereka melanjutkan aksi ke Polda Malut meminta aparat penegak hukum mengawal aksi mereka. Melalui Rasuandi Salhu salah satu oratornya mendesak Gubernur Maluku Utara KH Abdul Ghani Kasuba dan Bupati Halmahera Selatan Bahrain Kasuba mencabut izin beroperasinya PT Pala Nirwana yang akan beroperasi di Gane Timur, Gane Timur Selatan Gane Barat dan Gane Barat Utara.
Menurutnya, sudah ada pengalaman sejak akhir tahun 80 an sampai 90 an ada empat perusahaan kayu yang masuk ke Gane mengeksploitasi hutan yakni PT Barito, PT Solindo, PT Jakarta Baru, PT Mangtip, PT Surya Kirana Duta Mas dan PT Gelora Mandiri Membangun (GMM). Terakhir masuk PT Korindo yang bergerak di bidang kelapa sawit. Ternyata kehadiran mereka hanya mendatangkan masalah. Semua perusahaan yang masuk hanya menimbulkan masalah, karena itu mereka meminta Gubernur segera mencabut izin PT Pala Nirwana, jangan sampai menjadi sumber masalah baru. “Kami meminta Gubernur mencabut izin operasi perusahaan bernomor 522.11/1101 23 Desember 2014. Masyarakat Gane Timur menolak perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan kayu bulat maupun perkebunan sawit,” cecar Rasuandi.
Saat ini katanya, masyarakat Gane meyakini perusahaan ini akan beralih ke perkebunan seperti dilakukan eksploitasi kayu oleh PT GMM di Gane Barat Selatan dan Gane Timur yang selanjutnya menjadi perkebunan sawit.
Apalagi sebelum turunnya perusahaan ini beberapa tahun lalu, sempat disosialisasikan perkebunan kelapa sawit. Belakangan karena ditolak masyarakat, mereka kembali dengan alasan mengambil kayu bulat. “Ada indikasi kuat akan masuk perusahaan sawit,” tegasnya.
Tidak hanya desakan pencabutan izin, mereka juga mempersoalkan AMDAL PT Pala Nirwana. Sebab warga di Gane tidak pernah disosialisasikan rencana masuknya perusahaan ini.
Sosilisasi awal kelapa sawit setelah itu dirubah metode kayu bulat. Ada indikasi didalam Amdal mereka ada keganjilan. Karena itu masyarakat kuatir dan menolak kehadiran perusahaan ini. “Kita takut dampaknya,”katanya.
Pengalaman menunjukan setelah masuknya 4 perusahaan di Gane, terjadi baniir besar dan desa di Gane Timur sempat tenggelam. “Karena alasan ini kami mendesak gubernur dan bupati mencabut izin mereka,”ujarnya. Aksi yang didukung sejumlah elemen mahasiswa itu ikut meminta Kapolda mengawal perjuangan mereka. Para peserta aksi ikut berjanji jika tuntan tidak ditindaklanjuti, mereka akan memboikot aktivitas pemerintahan di kecamatan-kecamatan di Gane Timur. (aji)
Sumber: http://kabarpulau.com