Relokasi SD Balibunga Menggantung

Keceriaan anak SD Rum Balibunga

TIDORE- Rencana relokasi SD Negeri Balibunga Kelurahan Rum Balibunga Tidore Utara  belum ada titi terang. Rencana relokasi ini dilakukan karena sekolah ini terkena dampak debu beroperasinya PLTU Rum. Padahal, lahan untuk relokasi gedung sekolah itu sudah disiapkan pemerintah Kota Tidore Kepulauan (Tikep).

Rencana relokasi  ini sebelumnya sudah ada kesepakatan Pemkot Tikep sejak masa pemerintahan Achmad Mahifa (Mantan Wali Kota Tikep) dengan pihak PLTU. Dalam kesepakatan itu salah satu itemnya adalah pemerintah menyediakana lahan, sementara pihak PLTU bersedia membangun sekolahnya.

Hanya saja  sampai saat ini, sekolah yang berada sangat dekat dengan PLTU itujustru belum direlokasi. Pantauan Malut Post, debu batu bara dibawa angin hingga  masuk ke setiap ruangan sekolah. Tak hanya sekolah rumah warga bahkan kantor lurah Rum Balibunga terkena debu.      Sekolah  dengan 101  orang siswa dan  14 guru itu hingga kini masih menanti rencana relokasinya. “Lahan pembangunan sekolah katanya sudah disiapkan. Tapi belum dibangun,” kata Alimudin Ali salah satu dewan guru  di ruang dewan guru SD Negeri Balibunga ditemui baru-baru ini.

Soal dampak debu batu bara, belum terasa. Akan tetapi seiring waktu sekolah terkena debu dari batu bara  yang ditimbun di areal PLTU Rum.  Alzufri Yunus Aktifis Lingkungan di Tidore, dimintai tanggapapan soal ini beberapa waktu lalu menjelaskan, karena relokasi warga dan sekolah belum dilakukan, sesuai ketentuan, pihak PLTU wajib setiap bulan melaporkan hasil uji laboratorium menyangkut polusi udara di sekitar PLTU ke Pemerintah daerah dalam hal ini Badan Lingkungan Hidup (BLH).  Ini  bertujuan memastikan pencemaran udara di sekitar wilayah PLTU tepatnya penduduk Kelurahan Rum Balibunga yang berada di sekitar PLTU. “Apakah aman ataukah mengancam kesehatan warga. Ini wajib disampaikan,”tandasnya.

Debu     yang dikeluarkan jika melewati batas standar baku mutu maka sekolah tersebut harus direlokasi “Kalau melewati maka segera dilakukan relokasi,” katanya. Selain itu hasil uji harus disampaikan dan diberikan penjelasan ke masyarakat.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Ismail Dukomalamo dikonfirmasi Malut Post di ruang kerjanya, Kamis (2/1) Mengemukakan, sejauh ini pihak PLTU belum menyurat ke Diknas terkait rencana relokasi sekolah itu.
Harusnya PLTU menyurat ke Diknas, terkait berapa ruangan yang akan dibangun. Menurutnya ia setuju kalau sekolah direlokasi, karena keberadaan sekolah,   sering terkena debu batu bara. “Demi kesehatan anak-anak dan para guru-guru, saya setuju kalau direlokasi,”ungkapnya.

Ketika ditanya apakah lahanya sudah disiapkan pemerintah kota Tikep? Pihaknya belum tau,  apakah lahan relokasinya sudah tersedia atau belum. Bahkan pihaknya juga belum tahu kesepakatan pihak PLTU dengan pemerintah di masa pemerintahan sebelumnya.  “Saya pernah dengar kesepakatan SD Balibunga akan direlokasi,” ungkapnya. (far/ici)

Sumber: malutpost.co.id/en/daerah/tidore-kepulauan/item/25186-relokasi-sd-balibunga-menggantung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *